Jumat, 10 Juni 2011
Wisata Jembatan Bajul Mati
jembatan bajulmati merupakan salah satu jembatan yang terletak pada ruas jalan lintas selatan tepatnya terletak di desa sitiarjo atau perbatasan antara kecamatan sumbermanjing wetan dengan kecamatan gedangan, kabupaten malang. jembatan dengan panjang 90 meter terdiri dari 3 bentang ( 15 m + 60 m + 15 m ), dengan lebar 15 meter. bajulmati terletak di jalur lintas selatan jawa timur ( 662 km ). jembatan bajul mati ini atau yang biasa disebut jembatan bajol tidak begitu ramai dengan pengunjung sebab jaraknya yang begitu jauh dari pusat kota. baru pada hari - hari libur banyak pengunjung yang lewat ingin ke pantai bajul mati atau ke pantai sendang biru, sedangkan pengunjung yang paling banyak yaitu muda - mudi yang sedang berduan/berpacaran dipinggir jembatan sembari melihat pemandangan yang begitu eksotis. meskipun letaknya begitu jauh dari pusat kota, tapi jalur ini sangat di sukai oleh orang - orang yang suka petualangan misal para bikers mototrail atau ada juga yang datang dengan membawa sepeda gede atau harley davidson. pasti jika kesini tidak bakal menyesal sebab selain pemandangannya yang sangat bagus juga terdapat toko oleh - oleh yang tidak biasa dijumpai.
Selasa, 03 Mei 2011
ASAL - USUL DESA GEDANGAN
ASAL – USUL DESA GEDANGAN
Menurut salah seorang di desa kami bahwa asal kata GEDANGAN adalah sebutan bagi desa ini karena pada mulanya desa ini adalah tempat luas yang di tumbuhi oleh banyak tanaman pisang. Dulunya desa kami ini adalah desa yang sangat terpencil, jauh dari desa yang lain dan sulit untuk dicari karena di desa ini dulunya banyak sekali tanaman pisang dan rumput ilalang yang besar dan tinggi. Kata Pak Suyanto “ dulu rumput ilalang didesa ini batangnya besar – besar dan tinggi, kira – kira tingginya seukuran orang dewasa”. Tapi setelah ada yang mendiami desa ini pertama kali ( menurut orang jawa yaitu Babad Alas ), desa ini tampak seperti desa – desa yang lain yaitu tampak indah dan bersih.
CERITA DARI DESA GEDANGAN
Setelah meneliti desa ini kami menemukan cerita yang unik dari desa. “ Pada awalnya desa ini begitu mistis karena di desa ini ada penunggunya yaitu makhluk halus yang menyerupai bentuk harimau. harimaunya itu ada sepasang dan anehnya lagi, kedua mata harimau itu berwarna merah, berbulu putih dan warnanya doreng. Harimau itu memang berkuasa di desa ini karena ia adalah hewan peliharaan atau Danyang ”. Sungguh ajaib kamipun tak percaya tentang cerita itu tetapi menurut masyarakat bahwa cerita itu adalah Mitos. Bahkan sekarang desa ini menjadi ibukota Kecamatan, kantor Polisi, KUA, PUSKESMAS, DIKNAS dan Koramil. Memang desa ini sungguh ajaib.
PERKEBUNAN DAN PENGAIRAN
Di desa Gedangan ini banyak sekali perkebunannya tetapi yang diandalkan tidak semua hanya : perkebunan kelapa, pisang, dan tebu. Di daerah ini pengairannya bergantung kepada hujan ( kalau musim hujan ) sedangkan kalau musim kemarau yang diandalkan adalah air sungai dan belik atau sumber mata air yang ada di sekitar perkebunan atau di sekitar sawah.
PENDUDUK ATAU MASYARAKAT
Di desa ini masyarakat yang paling banyak adalah masyarakat yang beragama islam. Dengan jumlah 90% dan sisanya beragama Budha dan Kristen. Penduduk di desa gedangan ini rata – rata Ras Madura, sedangkan orang yang Ras jawa asli hanya beberapa atau hanya orang dari daerah lain yang menetap di sini saja.
PENINGGALAN BERSEJARAH
Selain asal – usul nama Gedangan, ada juga selain itu diantaranya :
SEJARAH BATU LUMPANG
Kisah menurut Bpk Suyanto “ Pada tahun 1967 masyarakat desa gedangan menyaksikan bahwa batu berbentuk bulat dan di tengahnya berlubang, bekas untuk menumbuk padi atau jagung. Terletak di dekat jalan pintas, sering di hampiri orang lewat dengan menabur bunga telon dan juga sesaji di atas batu. Diperkirakan batu itu adalah bekas peninggalan nenek moyang yang berumur puluhan sampai ratusan tahun lalu. Karena dianggap keramat maka oleh kepala desa Gedangan ( Bpk Marsaid ) di pindahkan ke dekat rumahnya dengan membawa cikar bersama – sama warga. Sampai sekarang batu lumpang tersebut masih ada namun tidak dirawat ”.
SEJARAH GUNUNG KREWENG
Kisah menurut Bpk Suyanto “ Di dusun sumbernanas dan sekitarnya ( masih wilayah desa Gedangan ), terdapat pecahan keramik dari tanah liat yang diperkirakan bekas periuk kecil semasa penjajahan Belanda di dusun tersebut banyak pohon karet, namun pecahan keramik sebelumnya sudah ada. Diperkirakan umurnya sudah ratusan tahun yang lalu. Warga di sekitar dusun apabila bercocok tanam, mencangkul dikebun sampai sekarang masih menemukan pecahan keramik itu. Bahkan sampai sekarang belum ada yang menemukan asal – usul pecahan keramik tersebut. Karena letak tanahnya pegunungan dan jalannya menanjak, maka disebutlah sebagai Gunung Kreweng.
PUSAKA KERIS
Pada mulanya kepala desa Gedangan yang bernama Bpk Marsaid telah menjadi Polisi BRIMOB dan menjabat kepala desa Gedangan. Al marhum senang sekali mengembara dan tatabrata di berbagai tempat yang angker seperti di gunung Kreweng, gunung Kelop, gunung Prekul dan lain sebagainya. Disitulah mereka mendapatkan pusaka keris berbagai macam jenisnya dan kegunaannya. Sampai sekarang keris tersebut ditempatkan ditempat yang khusus dan setiap bulan suro di mandikan atau dibersihkan.
Menurut salah seorang di desa kami bahwa asal kata GEDANGAN adalah sebutan bagi desa ini karena pada mulanya desa ini adalah tempat luas yang di tumbuhi oleh banyak tanaman pisang. Dulunya desa kami ini adalah desa yang sangat terpencil, jauh dari desa yang lain dan sulit untuk dicari karena di desa ini dulunya banyak sekali tanaman pisang dan rumput ilalang yang besar dan tinggi. Kata Pak Suyanto “ dulu rumput ilalang didesa ini batangnya besar – besar dan tinggi, kira – kira tingginya seukuran orang dewasa”. Tapi setelah ada yang mendiami desa ini pertama kali ( menurut orang jawa yaitu Babad Alas ), desa ini tampak seperti desa – desa yang lain yaitu tampak indah dan bersih.
CERITA DARI DESA GEDANGAN
Setelah meneliti desa ini kami menemukan cerita yang unik dari desa. “ Pada awalnya desa ini begitu mistis karena di desa ini ada penunggunya yaitu makhluk halus yang menyerupai bentuk harimau. harimaunya itu ada sepasang dan anehnya lagi, kedua mata harimau itu berwarna merah, berbulu putih dan warnanya doreng. Harimau itu memang berkuasa di desa ini karena ia adalah hewan peliharaan atau Danyang ”. Sungguh ajaib kamipun tak percaya tentang cerita itu tetapi menurut masyarakat bahwa cerita itu adalah Mitos. Bahkan sekarang desa ini menjadi ibukota Kecamatan, kantor Polisi, KUA, PUSKESMAS, DIKNAS dan Koramil. Memang desa ini sungguh ajaib.
PERKEBUNAN DAN PENGAIRAN
Di desa Gedangan ini banyak sekali perkebunannya tetapi yang diandalkan tidak semua hanya : perkebunan kelapa, pisang, dan tebu. Di daerah ini pengairannya bergantung kepada hujan ( kalau musim hujan ) sedangkan kalau musim kemarau yang diandalkan adalah air sungai dan belik atau sumber mata air yang ada di sekitar perkebunan atau di sekitar sawah.
PENDUDUK ATAU MASYARAKAT
Di desa ini masyarakat yang paling banyak adalah masyarakat yang beragama islam. Dengan jumlah 90% dan sisanya beragama Budha dan Kristen. Penduduk di desa gedangan ini rata – rata Ras Madura, sedangkan orang yang Ras jawa asli hanya beberapa atau hanya orang dari daerah lain yang menetap di sini saja.
PENINGGALAN BERSEJARAH
Selain asal – usul nama Gedangan, ada juga selain itu diantaranya :
SEJARAH BATU LUMPANG
Kisah menurut Bpk Suyanto “ Pada tahun 1967 masyarakat desa gedangan menyaksikan bahwa batu berbentuk bulat dan di tengahnya berlubang, bekas untuk menumbuk padi atau jagung. Terletak di dekat jalan pintas, sering di hampiri orang lewat dengan menabur bunga telon dan juga sesaji di atas batu. Diperkirakan batu itu adalah bekas peninggalan nenek moyang yang berumur puluhan sampai ratusan tahun lalu. Karena dianggap keramat maka oleh kepala desa Gedangan ( Bpk Marsaid ) di pindahkan ke dekat rumahnya dengan membawa cikar bersama – sama warga. Sampai sekarang batu lumpang tersebut masih ada namun tidak dirawat ”.
SEJARAH GUNUNG KREWENG
Kisah menurut Bpk Suyanto “ Di dusun sumbernanas dan sekitarnya ( masih wilayah desa Gedangan ), terdapat pecahan keramik dari tanah liat yang diperkirakan bekas periuk kecil semasa penjajahan Belanda di dusun tersebut banyak pohon karet, namun pecahan keramik sebelumnya sudah ada. Diperkirakan umurnya sudah ratusan tahun yang lalu. Warga di sekitar dusun apabila bercocok tanam, mencangkul dikebun sampai sekarang masih menemukan pecahan keramik itu. Bahkan sampai sekarang belum ada yang menemukan asal – usul pecahan keramik tersebut. Karena letak tanahnya pegunungan dan jalannya menanjak, maka disebutlah sebagai Gunung Kreweng.
PUSAKA KERIS
Pada mulanya kepala desa Gedangan yang bernama Bpk Marsaid telah menjadi Polisi BRIMOB dan menjabat kepala desa Gedangan. Al marhum senang sekali mengembara dan tatabrata di berbagai tempat yang angker seperti di gunung Kreweng, gunung Kelop, gunung Prekul dan lain sebagainya. Disitulah mereka mendapatkan pusaka keris berbagai macam jenisnya dan kegunaannya. Sampai sekarang keris tersebut ditempatkan ditempat yang khusus dan setiap bulan suro di mandikan atau dibersihkan.
Rabu, 02 Maret 2011
sejarah from kecamatan gedangan
sebuah kisah dari desa Gedangan kabupaten malang bagian selatan
Desa Gedangan terletak di malang bagian selatan. gedangan selain disebut desa juga disebut sebagai kecamatan. Di desa gedangan tanahnya subur cocok untuk di buat lahn pertanian, didesa ini banyak terdapat perkebunan, misalnya : perkebunan kelapa, kopi robusta, kebun tebu dan pjuga sebagai penghasil batu kapur, selain itu perkebunan yang paling di unggulkan adalah perkebunan namanya sendiri yaitu pisang. Desa gedangan terletak di bagian timur kecamatan bantur ( sekolahan SMA saya yaitu SMA NEGERI 1 BANTUR ).
Terus desa gedangan ini juga ada asal - usulnya. Menurut salah seorang tokoh di desa ini bahwa asal kata GEDANGAN adalah sebutan bagi desa ini karena pada mulanya desa ini adalah tempat luas yang di tumbuhi oleh banyak tanaman pisang. dulunya desa ini adalah desa yang sangat terpencil, jauh dari desa yang lain dan sulit untuk di cari karena di desa ini dulunya banyak sekali tanaman pisang dan rumput ilalang yang besar dan tinggi. tapi setelah ada babad alas ( orang yang mendiami pertama kali di desa ini ), desa ini menjadi tampak indah dan bersih.
Langganan:
Postingan (Atom)